DaerahPolitik

Analisa Pengamat Soal Fauzi Berpotensi Lawan Kotak Kosong di Pilkada Sumenep 2024

9789
×

Analisa Pengamat Soal Fauzi Berpotensi Lawan Kotak Kosong di Pilkada Sumenep 2024

Sebarkan artikel ini
Bupati Sumenep Achmad Fauzi. [Instagram @achmadfauzi_wj]

SUMENEP, Rilpolitik.com – Bakal Calon Bupati Sumenep dari PDI Perjuangan, Achmad Fauzi disebut-sebut berpotensi akan berhadapan dengan kotak kosong pada Pilkada November mendatang. Hal itu terlihat dengan banyaknya figur politik yang berbondong-bondong mendaftar sebagai Bakal Calon Wakil Bupati (Bacawabup) pendamping Fauzi.

Pengamat politik dan kebijakan publik, Fauzi As memberikan analisanya. Menurutnya, Achmad Fauzi berpotensi jadi calon tunggal di Pilkada Sumenep 2024 karena kekuatan finasialnya yang tidak dapat tertandingi oleh figur-figur lain yang potensial maju.

Sebagai informasi, Achmad Fauzi merupakan bupati terkaya di Madura. Dia memiliki kekayaan sebesar Rp14,1 miliar pada 2023 berdasarkan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) 23 Maret 2024.

Kekuatan finansial yang cukup besar dari Achmad Fauzi itu, kata Fauzi As, membuat calon-calon pesaingnya di Pilkada 2024 tidak percaya diri (PD). Hal itu membuat Fauzi berpotensi jadi calon tunggal di Pilkada Sumenep 2024.

“Kenapa tidak ada pesaing? Karena pertama, di Sumenep ini belum ada tokoh yang percaya diri yang mampu melawan kekuatan finansialnya Fauzi. Itu yang pertama,” kata Fauzi kepada rilpolitik.com pada Rabu (22/5/2024) malam.

Kedua, lanjutnya, yang paling menentukan dari potensi nihilnya calon penantang Achmad Fauzi di Sumenep adalah keberadaan Said Abdullah. Fauzi menyebut Said dengan kekuataan finansialnya yang unlimited atau tak terbatas berada di balik gerakan politik Achmad Fauzi selama ini.

“Selain dia (Achmad Fauzi) dinobatkan sebagai bupati terkaya di Madura, di belakangnya ada wajah Said. Jadi, di belakang baliho Fauzi terdapat wajah Said yang juga uangnya unlimited,” ujar dia.

Fauzi pun pesimistis proses politik demokrasi pada Pilkada Sumenep 2024 akan berlangsung secara sehat berdasarkan program dan kebijakan yang bagus. Sebab, tokoh yang maju pun bukan karena programnya, melainkan karena kekuatan finansialnya.

Baca juga:  MK Tolak Permohonan Renvoi dari KPU Sumenep

“Jadi politik di Sumenep jangan berharap menjadi politik yang sehat. Karena ke depan orang sudah berhitung siapa yang mampu melawan kekuatan Fauzi dan Said Abdullah,” ucapnya.

“Itu (kekuatan finansial Achmad Fauzi dan Said) yang susah dibendung,” tambah dia.

Dia kemudian menyinggung perolehan suara Said Abdullah di Pileg 2024 yang tercatat sebagai calon anggota DPR RI peraih suara terbanyak secara nasional. Menurutnya, hal itu menjadi bukti kekuatan uang dari Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Timur itu yang tak dapat tertandingi.

“Said kemarin sudah terbukti bahwa dalam Pileg secara nasional perolehan suaranya tertinggi. Dan kita sebagai masyarakat bukan tidak mendengar apa yang menjadikan lonjakan suara Said dari periode sebelumnya hingga periode hari ini, yaitu kekuatan finansial yang tidak mampu dilawan oleh rival-rivalnya yang lain,” kata Fauzi.

Lebih lanjut, pria yang juga dikenal sebagai pengusaha muda itu, masih berharap ada poros baru yang menjadi penantang kekuatan Fauzi dan Said di Pilkada Sumenep 2024.

Dia menginginkan ada figur lain dengan membawa gagasan pembangunan dan berani maju melawan Achmad Fauzi selaku calon petahana.

“Bertarung itu tidak hanya sekadar bertarung soal angka, tetapi gagasan dan kepemimpinan yang punya track record jelas begitu,” ujarnya.

“Jadi pemimpin itu diharapkan bukan dipimpin oleh bandar, tetapi dipimpin oleh leader yang betul-betul punya kebijakan yang berdampak positif bagi masyarakat luas. Itu harapannya,” sambungnya.

Diketahui, sebanyak sembilan orang mendaftar sebagai Bacawabup pendamping Achmad Fauzi lewat PDI Perjuangan pada Pilkada 2024.

Kesembilan orang itu antara lain, Nurfitriana Busyro Karim (politikus PKB, anggota DPRD Provinsi Jawa Timur), Herman Dali Kusuma (mantan ketua DPRD Sumenep, politikus PKB), Faisal Muhlis (Ketua DPD PAN Sumenep), KH Qusyairi (pengasuh ponpes), Syamsul Arifin (kepala desa), Hj Dewi Khalifah (Wabup Sumenep), KH Hamid Ali Munir (ketua DPRD aktif, politisi PKB), Suharinomo (anggota DPRD Sumenep aktif, politisi PAN), dan Nizar Kherid (mantan jurnalis).

Baca juga:  Kata Warga Soal Reklamasi Pantai Gersik Putih Sumenep: Kami Tolak Sampai Darah Penghabisan

(Ah/rilpolitik)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *