Rilpolitik.com, Jakarta – Ketua Majelis Syuro Partai Ummat Amien Rais kembali mengingatkan Presiden Joko Widodo untuk tidak cawe-cawe atau mencampuri urusan kontestasi politik menjelang Pilpres 2024.
Pernyataan tersebut Amien Rais sampaikan melalui video pendek seperti Rilpolitik.com lihat di akun Twitternya, @realAmienRais pada Kamis (27/7/2023).
Amien Rais mengawali pembicaraannya dengan mengutip rumus Cokro Manggilingan dalam Wayang Kulit. Ia menjelaskan tentang kehidupan yang terus berputar ibarat roda pedati.
“Pak Jokowi, tentu kita kebetulan orang Indonesi beretnis Jawa. Sejak kita SD atau kalau kita sering nonton wayang kulit itu kita akan dikenal dengan rumus cokro manggilingan. Artinya kehidupan manusia itu bagaikan roda pedati yang terus berputar. Yang di bawah bergulir ke atas, kemudian setelah itu bergulir ke bawah, atas, bawah dan demikian seterusnya,” kata Amien Rais.
Demikian juga kekuasaan. Amien Rais menekankan tidak ada kekuasaan yang lestari dan langgeng.
“Tolong ini digarisbawahi, tidak ada satu pun kekuasaan yang lestari dan langgeng. Setiap kekuasaan sudah ada time table, jadwal waktu yang diatur oleh Allah yang maha esa dan Allah yang maha kuasa,” ujar Amien.
Mantan Ketua MPR RI itu mengatakan pergantian kekuasaan adalah sunnatullah yang tidak bisa dihalang-halangi oleh siapapun.
“Setelah naik, pasti turun. Ini sunnatullah yang tidak bisa dibantah oleh ribuan professor botak atau ribuan penguasa zalim dari zaman ke zaman. Jadi hentikan cawe-cawe anda demi ini demi itu,” tegasnya.
Amien menegaskan Indonesia milik bersama, bukan individu atau organisasi partai politik tertentu.
“Indonesia raya itu mas Jokowi adalah milik seluruh bangsa Indonesia tanpa terkecuali. Jadi bukan milik kakek dan nenek seseorang atau sebuah keluarga atau sebuah organisasi atau sebuah partai politik dan lain-lain,” ujarnya.
Ia berharap Jokowi untuk menghormati konstitusi dengan turun dari jabatannya sesuai jadwal konstitusi.
“Saya harap Pak Jokowi nanti anda turun panggung sesuai jadwal konstitusional. Tidak usah rongeh, tak usah berpikir ngelantur. Jadi hormati konstitusi! Titik,” katanya.
Lebih lanjut, ia menjelaskan alasan membuat video pendek ini. Ia berharap melalui video singkat tersebut Jokowi tidak bikin gaduh lagi. Harapan ini ia sebut sebagai pamrih dia membuat video pendek.
“Tentu saya membuat video singkat ini bukan tanpa pamrih. Ada yang saya pamrihkan. Jadi pamrih saya sederhana, Jokowi jangan buat gaduh lagi. Serahkan tokoh lain yang dipilih rakyat Indonesia nanti supaya berkhidmat 100 persen untuk bangsa dan rakyat Indonesia, jauh dari kepentingan asing dari mana pun datangnya,” pungkasnya. (Abn)