JAKARTA, Rilpolitik.com – Kebijakan Menteri Pendidikan, Riset, dan Teknologi (Mendikbud) Nadiem Makarim menghapus kegiatan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah menuai kritik. Salah satunya kritik datang dari politikus senior Akbar Faizal.
Akbar memprotes keras kebijakan penghapus kegiatan Pramuka di sekolah. Sebab, menurutnya, hal itu dapat merusak karakater siswa.
Dia menyebut kebijakan tersebut semakin menunjukkan kinerja buruk pendiri ojek online, Gojek itu.
“Menteri Nadiem Makarim ‘sempurnakan’ kinerja buruknya dengan merusak tools pembentukan karakter siswa,” kata Akbar dalam unggahannya di X pada Senin (1/4/2024).
Akbar menilai kegiatan Pramuka di sekolah sangat penting bagi siswa karena dapat membentuk jiwa siswa yang tangguh.
“Nadiem anak kota yang kaya. Nggak paham yang gini-ginian. Jiwanya adalah cuan,” ujar dia.
Sebab itu, Akbar memprotes keras kebijakan yang tertuang dalam Peraturan Menteri (Permen) Nomor 12 Tahun 2024 itu.
“Saya protes keras. Menteri online ini merusak karakter bangsa,” pungkasnya.
Diketahui, Mendikbud Nadiem Makarim mengesahkan Peraturan Menteri (Permen) Nomor 12 Tahun 2024. Salah satunya menghapus kegiatan Pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib di sekolah. Pramuka akan menjadi kegiatan opsional alias bisa dipilih oleh murid.
Selama ini, Pramuka diwajibkan di sekolah sebagai salah satu aktivitas pengembangan diri siswa. Di dalamnya diajarkan beragam keterampilan yang dibutuhkan ketika berada di alam bebas.
Misalnya kode morse, memasak dengan perkakas seadanya, membangun tenda, tali-temali, hingga membangun api unggun.
Permen soal penghapusan Pramuka sebagai aktivitas wajib di sekolah ditetapkan pada 25 Maret 2024 dan mulai berlaku pada tanggal diundangkan, yakni 26 Maret 2024.
(Faw/rilpolitik)