Rilpolitik.com, Jakarta – Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Ade Armando memohon kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk berhenti menyebut Presiden Joko Widodo sebagai petugas partai.
“Bu Megawati, kami mohon ibu janganlah gunakan lagi istilah petugas partai kepada Pak Jokowi,” kata Ade Armando melalui video pendek yang ia bagikan di akun Twitternya, @adearmando61 pada Senin (31/7/2023).
“Minggu lalu, hari Rabu, pada saat peresmian kebun Raya Mangrove di Surabaya, Jawa Timur, ibu kembali mengatakan bahwa Pak Jokowi itu petugas partai. Ibu juga bilang bodo amat kalau ngga suka. Ibu juga bilang kan Pak Jokowi itu orang PDIP, maka ya suka-suka PDIP dong,” lanjutnya.
Menurut Ade, semua orang sudah tahu bahwa Jokowi merupakan kader PDIP. Jadi presiden pun lewat partai berlambang kepala banteng itu.
“Iya kita semua tahu, ia adalah presiden Jokowi adalah putra terbaiknya PDIP yang sudah dihibahkan kepada Indonesia, tapi janganlah diulang-ulang terus bahwa dia adalah petugas partai,” ujar Ade.
Ia khawatir sebutan petugas partai itu akan membuat pendukung Jokowi sakit hati dan menarik dukungan dari Ganjar Pranowo pada Pilpres 2024 mendatang.
“Nanti para pendukung Jokowi akan sakit hati lho bu. Dan kalau mereka sakit hati, mereka mungkin akan menarik dukungan mereka dari Pak Ganjar,” katanya.
Ade mengatakan, Jokowi merupakan presiden yang harus mengabdi kepada rakyat, bukan kepada partai atau bahkan Megawati sekalipun.
“Jadi janganlah terus disebut sebagai petugas partai. Pak Jokowi adalah presiden yang sekarang harus mengabdi pada rakyat Indonesia, bukan tunduk pada PDIP atau tunduk pada bu Mega saja,” tegasnya.
Ia pun meminta kader PDIP lainnya untuk mengingatkan Megawati agar tidak lagi menyebut Jokowi sebagai petugas partai.
“Jadi tolong ya bu, tolonglah para petugas PDIP yang lain tolong ingatkan Bu Mega agar jangan gunakan istilah petugas partai kepada Pak Jokowi. Oke,” pungkasnya. (Abn)