Rilpolitik.com, Surabaya – Pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga Suko Widodo mengapresiasi langkah sejumlah relawan yang mendeklarasikan Bupati Sumenep Achmad Fauzi sebagai calon Gubernur pada Pilgub Jawa Timur 2024 mendatang. Menurutnya, langkah tersebut merupakan sebuah keberanian yang layak diapresiasi.
Namun demikian, ia mengingatkan tentang pentingnya politik gagasan yang dibawa Fauzi sehingga ia dianggap layak maju sebagai cagub Jatim.
“Yang dibutuhkan sekarang itu justru politik gagasan itu sendiri, anak muda itu misalnya ekonomi yang dibutuhkan. Jadi itu yang saya kira harus berdatabase,” kata Suko dalam sebuah acara Talkshow bertajuk, “Panas Setelah Deklarasi Relawan” seperti Rilpolitik.com kutip dalam tayangan Youtube JTV Rek pada Kamis (22/6/2023).
Suko mengatakan, figur yang mau maju sebagai cagub Jatim itu harus memiliki bekal yang cukup. Sebab, skalanya bukan lagi hanya lingkup kabupaten, tetapi provinsi.
Suko menilai wajar jika nama Fauzi populer di Sumenep, tetapi itu tidak serta merta membuatnya layak maju ke level provinsi dengan jumlah penduduk sekitar 40 juta jiwa. Sumenep, katanya, hanyalah bagian kecil dari Jatim.
“Dalam perspketif komunikasi politik, memang biasanya orang tuh pada level terpilih itu kan pasti populer. Dia harus bangun kesadaran dulu. Ingat lho, ini bukan pemilihan gubernur Sumenep atau Madura, ini Gubernur Jawa Timur di mana ada Pacitan, ada Banyuwangi, dan lain-lain yang jumlah penduduknya sekitar 40 juta, pemilihnya sekitar 39 juta. Sumenep menjadi kecil, ini part dari semacam itu,” ujar Suko.
“Ini yang kita masukin bukan lagi skala kabupaten, ini skala provinsi,” imbuhnya.
Hal senada juga disampaikan Ketua Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Jawa Timur Achmad Surya Hadi Kusuma. Menurut Surya, Fauzi harus sudah mulai membicarakan gagasannya soal Jawa Timur. Sebab, PR di Jatim itu bukan hanya ada di Sumenep atau Madura.
“PR besar orang yang bertarung diproses kandidasi Pilgub besok itu, PR nya tidak hanya Madura. Tidak hanya Madura yang merasa terisolir, tapi banyak sekali daerah2 yang masih timpang, disparitas pembangunan masih ada, tidak di ujung barat, di ujung timur juga masih terjadi begitu. Sehingga penting untuk kemudian levelnya sudah ngomongin Jawa Timur, bukan lagi soal Sumenep,” kata Surya.
“Kalau contohnya Sumenep aja kan masih kurang objektif, tapi harus ada gagasan mengenai simbol bersama, nilai bersama Jawa Timur ini apa,” tegasnya.
Surya menjelaskan, Fauzi tidak cukup hanya jualan prestasi selama memimpin Sumenep. Sebab, katanya, Jawa Timur memiliki kultur yang sangat majemuk dengan karakter pemilih yang berbeda-beda.
“Di Jawa Timur ini tidak hanya kultur Madura saja. Di Jawa Timur ini ada Tapal Kuda, ada Arek, Ada Mataraman yang punya komunikasi politik atau gaya komunikasi yang berbeda-beda. Nah, itu yang saya maksud tidak cukup hanya dengan prestasi-prestasi yang di Sumenep, tapi juga harus punya gagasan mengenai Jawa Timur, mengenai nilai-nilai kejawatimuran,” tukasnya.
Diketahui, sejumlah relawan mendeklarsikan Bupati Sumenep Achmad Fauzi sebagai calon Gubernur Jawa Timur 2024 di Surabaya pada Senin (19/6/2023).
Koordinator Relawan Cak Fauzi Jatim Asip Irama menuturkan deklarasi ini dilakukan karena Fauzi sukses memimpin Sumenep. Dirinya mengklaim Fauzi mampu menekan angka kemiskinan dan pengangguran di Sumenep.
“Sehingga beliau Cak Fauzi layak untuk berkiprah di Pilgub Jatim tahun 2024. Cak Fauzi juga mampu meratakan pembangunan di kepulauan Sumenep,” katanya.
Asip menambahkan warga Jatim terutama yang ada di wilayah Madura merindukan sosok M. Noer yakni Gubernur Jatim kelahiran Madura.
“Masyarakat rindu sosok Cak Noer. Pemimpin yang lahir di Madura, salah satu gubernur legendaris di Jawa Timur. Kami mengajukan proposal Cak Fauzi maju Gubernur Jawa Timur di Pemilu 2024,” tandas Asip. (Abn)